Pukung Pahewan Uncategorized Pukung Pahewan: Kearifan Lokal Suku Dayak untuk Menjaga Hutan — Dari Tradisi ke Pentingnya Ekosistem Global

Pukung Pahewan: Kearifan Lokal Suku Dayak untuk Menjaga Hutan — Dari Tradisi ke Pentingnya Ekosistem Global

✨ Pendahuluan: Mengapa Pukung Pahewan Penting Kini

  • Buku Pukung Pahewan; Kearifan Lokal Suku Dayak Untuk Dunia ditulis sebagai respons atas kekhawatiran perubahan cepat di wilayah seperti Palangka Raya dan sekitarnya — terutama terhadap degradasi lingkungan apabila cara pandang terhadap hutan dan alam tidak segera dikaji ulang. repository.umpr.ac.id+1
  • Konsep “Pukung Pahewan” adalah warisan kearifan lokal masyarakat Dayak Ngaju (dan secara lebih luas masyarakat Dayak), yang secara tradisional memandang hutan, pohon, sungai, dan alam sekitar sebagai kawasan sakral, larangan, dan wilayah perlindungan — bukan sekadar sumber daya yang bisa dieksploitasi. giusbuyuttigoi.blogspot.com+2repository.umpr.ac.id+2
  • Dengan tantangan lingkungan global seperti deforestasi, perubahan iklim, dan rusaknya keanekaragaman hayati — kearifan lokal seperti Pukung Pahewan menjadi relevan sebagai pelajaran berharga bagaimana manusia bisa hidup selaras dengan alam.

📚 Apa Itu Pukung Pahewan

  • Secara literal, “pukung” berarti kawasan/areal tertentu (bukan selalu “pulau” dalam arti sebenarnya), sedangkan “pahewan” mengacu pada pohon, hutan, atau alam yang dianggap keramat — dihuni oleh roh, makhluk halus, atau kekuatan alam. giusbuyuttigoi.blogspot.com+1
  • Jadi, Pukung Pahewan bukan sekadar wilayah hutan biasa — melainkan wilayah yang dijaga secara adat. Pohon, sungai, tanah, dan seluruh ekosistem di dalamnya dianggap sakral dan tidak boleh diganggu, ditebang sembarangan, diburu liar, atau dieksploitasi secara destruktif. giusbuyuttigoi.blogspot.com+2repository.umpr.ac.id+2
  • Dalam konteks masyarakat Dayak Ngaju, Pukung Pahewan merepresentasikan filosofi hidup — bahwa manusia, alam, roh, dan seluruh makhluk hidup saling terikat dalam harmoni dan tanggung jawab bersama. IDR UIN Antasari Banjarmasin+1
https://awsimages.detik.net.id/content/2013/03/18/10/img2013031600103.jpg

4


📖 Dari Buku: Perspektif Sosial, Lingkungan, dan Ekowisata

Menurut buku tersebut:

  • Di bagian sosial-budaya, penulis mengulas bagaimana Pukung Pahewan berkembang sebagai bagian dari identitas masyarakat Dayak, yang diwariskan secara turun-temurun dan mencerminkan nilai-nilai ketaatan, tanggung jawab, moralitas, kebersamaan, serta penghormatan terhadap alam. 123Dok+2repository.umpr.ac.id+2
  • Dari sisi lingkungan dan ilmiah, Pukung Pahewan ternyata bukan hanya soal kepercayaan, tetapi juga praktik konservasi — melindungi hutan, flora, fauna, sungai, sehingga ekosistem tetap utuh. Ini sejalan dengan prinsip-prinsip keberlanjutan. 123Dok+2repository.umpr.ac.id+2
  • Buku ini juga mengangkat potensi Pukung Pahewan dalam kerangka ekowisata (ecotourism). Bagian tentang ekowisata membandingkan perkembangan ekowisata global (di Eropa, Asia, dan negara lain) dengan potensi lokal di Palangka Raya — berharap tradisi ini bisa menjadi daya tarik wisata sekaligus alat konservasi alam. repository.umpr.ac.id+1

🌍 Relevansi dan Tantangan di Zaman Modern

  • Konsep Pukung Pahewan menunjukkan bahwa konservasi bukan hanya soal ilmu pengetahuan modern, tetapi juga tentang kearifan lokal — bahwa menghormati alam dan menjaganya adalah bagian dari identitas, moral, dan spiritual.
  • Namun, arus pembangunan, urbanisasi, eksploitasi sumber daya, dan tekanan ekonomi membuat banyak komunitas kehilangan keterikatan terhadap kearifan ini — sehingga Pukung Pahewan berisiko dilupakan atau diabaikan. Artikel dalam buku menyatakan kekhawatiran: jika kita terus mengabaikan hubungan antara manusia dan alam, degradasi lingkungan sulit dielakkan. 123Dok+1
  • Di sinilah arti penting lembaga seperti Pukung Pahewan Foundation — untuk merevitalisasi, mendokumentasikan, menerapkan secara modern nilai-nilai ini: dari konservasi berbasis adat, edukasi, penelitian, sampai pengembangan ekowisata yang berkelanjutan. Ini bisa menjadi model bagi pelestarian lingkungan di Kalimantan, bahkan Indonesia secara lebih luas.

✅ Kesimpulan & Ajakan

  • Pukung Pahewan bukan sekadar tradisi lama — ia adalah representasi kebijaksanaan lokal yang relevan untuk tantangan lingkungan saat ini.
  • Dengan menggabungkan nilai adat dan pendekatan modern — konservasi, ekowisata, keterlibatan masyarakat — nilai-nilai Pukung Pahewan bisa menjadi solusi nyata untuk menjaga hutan, ekosistem, dan keberlanjutan hidup bersama.
  • Kami mengajak semua pembaca — masyarakat Dayak, komunitas lokal, generasi muda — untuk mengenal, menghargai, dan meneruskan kearifan ini. Mari bersama menjaga hutan, alam, dan warisan budaya agar tetap lestari untuk generasi mendatang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Post